Ririn's Page

Tuesday, January 31, 2012

sehabis hujan senja, ada pelangi di matamu

Senja sore ini begitu indah. Laksana lukisan agung yang sangat wah.

 

Hujan baru saja turun. Mencurahkan airnya yang rimbun. Ketika matahari di ujung sana menampakkan sinarnya, pelangi pun muncul. Memberikan sinarnya yang terpantul. Separuhnya dapat ku lihat di matamu yang coklat. Indah sangat, seindah kamu yang di badanku menghangat. Kecup bibirmu tertahan di atas mulut. Yang akhirnya ku jemput.

 

Kamu tertawa, aku merasa senang. Karena tawamu membuat hidupku gemilang.

 

 

 

Katamu kamu ingin hidup lebih lama, agar dapat selalu bersamaku. Tapi aku ragu, dapatkah aku hidup menemanimu di sepanjang usiamu.

Katamu kamu ingin membawaku jalan-jalan keliling dunia, mengarungi setiap lembah, gunung, laut bersamaku. Aku ragu, dapatkah aku menjalani itu semua bersamamu.

Engkau terlalu polos untuk ku lukai. Engkau terlalu indah untuk ku sakiti. Aku tak mampu melihatmu terluka. Tapi aku tak mampu meninggalkanmu. Hidup memberiku pilihan yang sulit.

 

**

 

"Mengapa kamu pergi?" tanyamu yang tak bisa ku jawab.

"Karena aku tak ingin melihatmu sakit," akhirnya jawaban itu yang keluar dari mulutku.

"Kenapa harus pergi?" kamu terisak. Aku kewalahan, tak sanggup melihat air mata mu jatuh. Ku rengkuh kepalamu di dadaku. Kamu tersedu sedan disana.

Inilah kelemahanku, tak dapat melihatmu menangis. Aku tak tahu apa yang hendak aku perbuat.

 

**

 

"Kamu kenapa?" ku dengar suara merdumu mengisi relung gendang relingaku.

Tapi aku tak bisa menjawabnya. Rasa ini sangat sakit menyiksa. Rasanya kepalaku hendak pecah menjadi dua. Tanganku masih memegang erat kepalaku, kamu melihatku iba.

Dan tangismu pecah.

"Kamu kenapa? Katakan sesuatu padaku! Jawab aku! Ku mohon jawab aku. .."

Aku kehilangan sadar.

 

**

 

Ini yang membuatku sulit. Menentukan pilihan membuat kepalaku makin sakit. Meninggalkanmu atau mati di depanmu.





Words count : 266

No comments:

Post a Comment