Ririn's Page

Tuesday, January 31, 2012

sehabis hujan senja, ada pelangi di matamu

Senja sore ini begitu indah. Laksana lukisan agung yang sangat wah.

 

Hujan baru saja turun. Mencurahkan airnya yang rimbun. Ketika matahari di ujung sana menampakkan sinarnya, pelangi pun muncul. Memberikan sinarnya yang terpantul. Separuhnya dapat ku lihat di matamu yang coklat. Indah sangat, seindah kamu yang di badanku menghangat. Kecup bibirmu tertahan di atas mulut. Yang akhirnya ku jemput.

 

Kamu tertawa, aku merasa senang. Karena tawamu membuat hidupku gemilang.

 

 

 

Katamu kamu ingin hidup lebih lama, agar dapat selalu bersamaku. Tapi aku ragu, dapatkah aku hidup menemanimu di sepanjang usiamu.

Katamu kamu ingin membawaku jalan-jalan keliling dunia, mengarungi setiap lembah, gunung, laut bersamaku. Aku ragu, dapatkah aku menjalani itu semua bersamamu.

Engkau terlalu polos untuk ku lukai. Engkau terlalu indah untuk ku sakiti. Aku tak mampu melihatmu terluka. Tapi aku tak mampu meninggalkanmu. Hidup memberiku pilihan yang sulit.

 

**

 

"Mengapa kamu pergi?" tanyamu yang tak bisa ku jawab.

"Karena aku tak ingin melihatmu sakit," akhirnya jawaban itu yang keluar dari mulutku.

"Kenapa harus pergi?" kamu terisak. Aku kewalahan, tak sanggup melihat air mata mu jatuh. Ku rengkuh kepalamu di dadaku. Kamu tersedu sedan disana.

Inilah kelemahanku, tak dapat melihatmu menangis. Aku tak tahu apa yang hendak aku perbuat.

 

**

 

"Kamu kenapa?" ku dengar suara merdumu mengisi relung gendang relingaku.

Tapi aku tak bisa menjawabnya. Rasa ini sangat sakit menyiksa. Rasanya kepalaku hendak pecah menjadi dua. Tanganku masih memegang erat kepalaku, kamu melihatku iba.

Dan tangismu pecah.

"Kamu kenapa? Katakan sesuatu padaku! Jawab aku! Ku mohon jawab aku. .."

Aku kehilangan sadar.

 

**

 

Ini yang membuatku sulit. Menentukan pilihan membuat kepalaku makin sakit. Meninggalkanmu atau mati di depanmu.





Words count : 266

Friday, January 27, 2012

Soto Koya

"Kamu mau mangga muda?" tanyanya melihat wajahku meringis.
Aku hanya menggeleng. Aku tidak suka berbohong, tapi aku memang tidak sedang berbohong.
"Baiklah, jika memang tidak mau mangga muda, mengapa wajahmu murung seperti itu? Ada apa? Kamu ingin cerita sesuatu?"
Lagi aku hanya menggeleng. Aku tidak suka cerita, ia tahu itu.
Kudengar ia menghela nafas. Lalu, ia menarik tanganku. Ia mendudukkan aku di sofa di ruang keluarga.
Ia mengambil remote, dan menyalakan televisi.
"Kamu mau nonton film apa?"
Lagi-lagi aku menggeleng.
Ia bingung, tak tahu harus bagaimana. Ia meletakkan tangannya di atas kepalaku.
"Sebenarnya kamu mau apa, Sayang? Jangan buatku ketakutan begitu.." ku dengar ia berujar.
Aku tersenyum.
"Aku ingin Sarimi Soto Koya.." ucapku manja. Kuletakkan tangan kanan di perutku, dan ku gandengan dia dengan tangan kiriku.
Kini, Ia tertawa ngakak. Aku bingung.
"Jadi, karena itu kamu diam tak bicara satu kata pun?" Ia tertawa semakin ngakak.
Aku memonyongkan bibirku.
"Maaf, Sayang, tapi kamu lucu sekali."
Aku menatapnya tanpa ekspresi.
"Baiklah, akan kumasak Sarimi soto koya kesukaanmu. Sabar ya Sayang."
Ia mengecup keningku, tak lupa ia mengecup perutku yang membuncit.

Soto Koya









--

179 kata


Testimonium #15HariNgeblogFF

15 hari bukan waktu yang singkat untuk dilupakan begitu saja. #15HariNgeblogFF pun tidak mudah untuk dilupakan begitu saja.
Tepat tanggal 26 Januari 2012 kemarin, #15HariNgeblogFF v.01 (anggap saja version 1, karena kemungkinan akan ada #15hariNgeblogFF yang lain) berakhir sudah.

Apa yang bisa didapatkan dari 15 hari yang sudah dilalui? Banyak hal.
  1. Kita semakin terlatih menulis FF. Latihan yang baik akan menghasilkan karya yang baik pula. So, tetap berlatih, Kawan!
  2. Kita bisa konsisten menulis, menulis di blog atau draft pribadi.
  3. Kita melakukan ritual yang sudah semakin ditinggalkan, apa itu: blogwalking.  Dari ritual ini, kita juga dapat mengenal penulis/blogger yang hebat di dumay. Hubungan yang baik terjalin dong.

Ya, saya meminta maaf, karena dari 16 judul FF yang diberikan, saya hanya menyelesaikan 10 judul. Saya tidak mau mencari-cari alasan, tapi itu dikarenakan pekerjaan yang banyak, dan waktu yang sulit. Maafkan saya.

Saya juga mau mengucapkan terima kasih kepada Miss Wangi dan Mas Momo. Ini semua ada karena usaha dan kerja keras kalian. Makasih banyak MasMbak!

Tetap menulis ya!


Sayang kalian ..

--



Thursday, January 26, 2012

Menikahlah denganku

"Menikahlah denganku .." ucapanmu membuat aku tersedak. Air muncrat dari bibirku membasahi kemeja biru yang melekat di tubuhmu.

Senyummu mengembang tak memedulikan muncratan yang aku buat. Kamu berdiri, meninggalkan kursimu yang nyaman. Aku mengira-ngira kamu akan ke toilet untuk membersihkan dirimu. Aku salah besar, kamu melangkah ke arahku, dan berlutut! Berlutut! Tidak dapat kubayangkan lelaki apa yang mau merendahkan dirinya dan berlutut di hadapanku. Lelaki itu ternyata kamu.

Aku tak tahu apa yang membuatmu mau berlutut di hadapanku, seorang wanita yang mungkin sangat tidak pantas bersanding dengan dirimu.
"Menikahlah denganku, Re," kudengar lagi suaramu yang merdu.
Aku tertunduk. Tergagu. Ku lirik cincin yang sudah ada di jari manisku. Hatiku milik orang lain.


- -
#15HariNgeblogFF #15 #2
111 kata


FF lainnya disini

Sah

"Sah?"
"Sah!"
Air mataku mengalir perlahan, lembut berjatuhan. Akhirnya pernikahan itu terjadi. Pernikahan yang sangat tidak aku harapkan. Aku bergegas bangkit, sebelum ada yang menyadari air mataku, keberadaanku.Berjalan tanpa daya, tertatih-tatih aku melangkah.

"Re.." sebuah suara menyebut namaku dengan sangat manis, aku tak kuat.
Air mataku tak kunjung berhenti mengalir. Kurasakan seseorang berjalan mendekat, menghampiriku. Aku tidak siap melangkah lebih cepat. Ia berhasil menyentuh bahuku. Aku berhenti, membentuk jarak satu langkah antara diriku dengan dirinya.
"Ku kira kamu tidak datang."
Air mataku masih mengalir tanpa isak.
"Aku .. Aku tak ingin datang. Tapi aku tak kuasa untuk tak melihat wajahmu untuk terakhir kalinya.." kataku dengan isak tertahan.
"Maafkan aku, Re. Ini semua salahku. Karena aku kamu menderita. Aku tak tahu harus bagaimana untuk menebus kesalahanku."
"Jangan berkata seperti itu mas. Inilah kita, kita memang sudah dituliskan untuk tidak bersama, dalam keadaan apapun itu."
Seseorang memanggil namanya dari jauh.
"Pergilah Mas, semua orang menunggu mas."
Genggamannya lepas dari bahuku. Ku dengar ia melangkah. Aku mengira dia telah pergi meninggalkanku.
Aku tak tahan lagi, isakanku tak bisa kuredam. Aku terisak. Kugenggam kalung salib di leherku, meminta kekuatan turun atasku.
Tanpa kuduga, sebuah pelukan membungkus tubuhku yang kurus.
"Walau apa pun yang terjadi, aku tetap mencintaimu, Re. Sampai kapanpun," bisiknya di telingaku.
Lalu, pelukan itu mengendur, tangan itu terlepas dari tubuhku. Kini ia benar-benar pergi meninggalkanku.


#15HariNgeblogFF #15 #1
223 kata

Kisah ini tentang dua manusia yang tak bisa bersatu karena beda keyakinan. Semoga bisa tergambar dengan baik.


FF lainnya ada disini

Wednesday, January 25, 2012

Ini Bukan Judul Terakhir

"Sepertinya kita memang tidak cocok," ujarmu tanpa perlu memandang wajahku.
"Benarkah?" Aku berusaha menatap ke kedalaman matamu. Tak kutemukan apa pun disana, selain kegelapan yang hampa.

"Kita begitu berbeda .." lanjutmu.
"Dari dulu kita memang berbeda," ucapku seakan berbicara pada diriku.

"Aku .. " kamu sedikit enggan berbicara seakan kamu baru mengenalku. "Aku minta maaf membuatnya jadi bertambah sulit."
Aku berdiam diri menenangkan hati. Aku tahu akan tiba hari ini kamu akan pergi.

"Makasih, Ta, buat hari-hari yang sudah kita lalui bersama. Aku tidak akan pernah melupakan kenangan bersama kita."
Aku menganggapnya hanya sebuah omong kosong yang lain seperti sebelumnya.

"Maafkan aku," ucapmu lagi lalu membungkuk, memberi sebuah salam perpisahan yang sedikit menyakitkan buatku.
Aku memandangmu berjalan jauh meninggalkanku.

Tidak, aku tidak takut, tidak ada penyesalan dalam diriku. Ini belum berakhir, ini bukan judul terakhir, karena masih ada judul-judul lain setelah ini.


--
#15HariNgeblogFF
142 kata

FF lainnya dapay dilihat disini

Kalau Odol jatuh cinta

"Ijinkan aku menjadi manusia, Sang Empunya Hidup. Kumohon, kabulkan permohonanku, walau hanya untuk satu malam saja."
**
Pukul 12 tepat tengah malam, Odol merasa kesakitan.
Badannya panas membara, sakit sungguh parah.
Ia berteriak tapi tak ada yang mendengar, semua asyik pulas dalam tidur.
Dalam hitungan sekian menit, Odol merasa keanehan terjadi dalam dirinya.
Bulu putihnya kini menjadi hitam. Tubuhnya yang ramping kini gagah berisi.
Ia menatap kaca, lama. Wajahnya tampan bak seorang pangeran. Senyumnya manis bak senyuman maut artis. Giginya berderet putih kemilau seputih salju.
Ia sudah menjadi manusia. Sang Empunya Hidup mengabulkan permintaannya. Ia menengadah ke atas, mengucap terima kasih yang ikhlas.

Ia berbalik, berjalan dengan gagah. Membuka pintu kamar mandi, dan menemukan ia, yang menjadi alasannya untuk hidup.
Ia mengamati, mengagumi makhluk yang berada di depannya.
Seorang gadis cantik nan elok yang sedang memimpikan pangeran berjubah putih.
"Bangunlah, Putri," terdengar bisikan lembut Odol di telinga si gadis, ia panggil Putri.
Tak disangka-sangka, Putri pun bangun, menatapnya takjub.
"Siapakah engkau?" keluar tanya dari bibirnya.
"Aku pangeranmu.." ucap Odol sumringah.
"Benarkah? Ini bukan mimpi?" Putri masih tak percaya.
Odol hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
"Menarilah bersamaku."
Odol menggenggam kedua tangan Putri, membawanya ke posisi berdansa.
Odol membuatnya menari, berdansa.
"Woww, aku tak pernah melakukan ini sebelumnya."
"Kamu bisa melakukan apa saja bersamaku, Putri."
"Makasih, Pangeran."
Mereka berdua menari sampai pagi, tanpa merasa letih. Sukacita melingkupi Odol dan Putri.
"Terima kasih Putri, untuk malam yang menyenangkan ini."
"Tidak, Pangeran, akulah yang seharusnya mengucapkan terima kasih. Malam ini sungguh malam yang sangat indah."
"Saatnya sudah tiba Putri. Aku harus segera pergi."
"Apakah Engkau akan datang kembali, Pangeran?" tanya Putri penuh harap.
"Berdoalah, Putri, pinta kepada Sang Empunya Hidup, agar kita dapat bertemu kembali."
"Akan kudoakan, Pangeran. Aku ingin bertemu denganmu lagi."
"Sekarang tidurlah kembali, Putri," ucap Odol membaringkan Putri dan berbisik, "Aku cinta padamu, Putri."
Ayam berkokok. Subuh telah tiba. Odol merasa tubuhnya kembali panas membara. Dalam hitungan menit, ia sudah kembali ke bentuk semula, sebuah pasta gigi.


--
#15HariNgeblogFF #13
325 kata


Lainnya: checkthisout

Friday, January 20, 2012

Inilah aku tanpamu

"Be .." ujarmu setengah teriak, agar aku mengecilkan volume musik yang ku putar.
Aku memandangmu setengah heran, ada apa gerangan yang membuatmu uring-uringan.
"Aku mau cerita.." ungkapmu, lalu menunduk.
Aku semakin heran, mengapa kamu bertindak kekanakan, yang ku tahu bukanlah sifatmu.
Aku duduk di sampingmu dan berujar, "Ada apa?"
"Aku mau cerita," ulangmu. "Tapi, aku gak mau kamu marah," lanjutmu.
"Iya, aku tidak akan marah," aku berusaha meyakinkan dirimu.
"Benarkah?" kamu masih tak percaya. Aku menjadi penasaran akan cerita yang akan kamu mulai.Aku hanya mengangguk.
Lalu, kamu mengacungkan jarimu yang paling kecil, jari kelingking. Ini tanda janji, aku tahu dari televisi. Ku tautkan jariku ke jarimu, agar kamu senang dan melanjutkan ceritamu.

"Aku suka sama seseorang.." ujarmu. Aku heran.
"Woow, bagus itu. Sama siapa?" pertanyaan yang pasti akan ditanyakan oleh semua orang.
Kamu menunduk. Aku semakin tidak tahan.
"Sama siapa, Deeee??" tanyaku tak sabar.
"Pacarmu."
Deg!
"Apa?? Kamu main-main kan?" 
Kamu menggeleng.

Saat itu aku seperti ingin pingsan. Tapi tidak, aku masih duduk di sampingmu, menatap kosong ke dinding di sebelahmu.
"Beeee.. kamu kenapa??" pertanyaanmu tidak kugubris.
"Kamu sudah berjanji tidak akan marah. Aku hanya menyukainya. Dia orang yang baik, ramah, dan perhatian. Jika kamu sedang pergi, kami berdua sering mengobrol. Tapi aku tak berniat menjadi pacarnya. Aku tak berniat merebut dia dari padamu."
Aku tidak tahan mendengar ceritamu. Aku bergerak. Lalu mengemas barang-barangku.

"Beee.. kamu dengar aku tidak?" suaramu masih sanggup masuk ke telingaku, tapi tak kugubris.
"Beee.. kamu mau kemana?" tanyamu lagi saat aku memasukkan semua baju-bajuku ke dalam koper.
"Beee.. jangan tinggalkan aku!" kini kamu ada di kakiku, menggenggam erat kedua kakiku. Aku tak bisa bergerak.
"Lepas, De, " ucapku lembut.
"Tidak, tidak akan ku biarkan kamu pergi dariku."
"Lepaskan De!" ucapku keras dan tegas. 
Kamu terkejut. Tidak pernah aku membentakmu seperti itu. Tapi aku harus. Kamu melepaskan tanganmu dari kakiku.
Aku melangkah pergi meninggalkanmu.

"Beee.. kumohon jangan tinggalkan aku. Maafkan jika aku pernah mengatakan aku menyukai pacarmu, tapi aku tidak sungguh-sungguh, aku mengganggapnya sebagai saudaraku, seperti kamu."
"Be!" teriakmu lagi.
"Kamu gila, De! Kamu gila!" akhirnya kata-kata yang kutahan dari tadi keluar juga. Dan aku sungguh berlalu dari hadapanmu.

Inilah aku, tanpamu, di tempatku yang baru. Nyaman, aman, dan tentram. Aku dan pacarku akan bebas lepas dari pandangan matamu.

--
#15HariNgeblogFF #9
374 kata

"Inilah aku tanpamu" yang lain.

Thursday, January 19, 2012

Aku benci kamu hari ini

Aku berjalan tertatih-tatih memburu waktu yang tak pernah letih. Kakiku saling berkejaran tak pernah bertubrukan.

Kemanakah aku hendak melangkah? Tiada lain selain tempat makan langganan yang paling favorit.
Entah gerangan apa yang membuat aku bergerak tiba-tiba. Perut yang lapar atau keinginan yang menggelegar.

Ku percepat langkah agar segera tiba di tempatmu. Tak ku perhatikan lagi lelaki berbaju putih di persimpangan yang biasa selalu ku sapa. Tak ku gubris lagi pengemis yang biasa kuberi senyum tipis. Tak ku biarkan gerimis menghalangi niatku yang bergerigis.

Aku sampai dengan keringat berlebih seperti berat badanku yang selalu berdalih. Aku ternganga di tempat yang tidak menganga. Teringat ini hari Kamis, ternyata kamu tutup oh Pak Kumis. Salahku melupakan hari liburmu. Aku benci kamu hari ini, Pak Kumis. Kapan inginku akan terpenuhi? Mie ayam yang berasa benar-benar ayam, aku merindukan rasa yang nyam-nyam.



--
#15HariNgeblogFF #8
137 kata

Other "Aku benci kamu hari ini"

Tuesday, January 17, 2012

Ada dia di matamu

Matamu berkelabat, memandang dia yang baru saja lewat.

Aku melihat ada dia di matamu yang indah bersinar, memancarkan kepolosan yang tersibak, yang membuatku terkagum. Dengan tatapanmu yang malu-malu, diam-diam mengikuti gerak langkah lincahnya, menyaksikan liukan tubuhnya yang ringan. Senyummu mengembang tipis ketika ia melompat rendah. Semakin lebar ketika akhirnya ia berhasil melompat lebih tinggi.

Kamu mengikuti setiap gerakannya, aku tahu kamu menyukainya, Sayang. Kamu tak perlu malu padaku. Ingin sekali aku memintanya datang untuk menemuimu, melihat ke dalam matamu yang menampilkan bayangan dirinya. Tapi maafkan diriku Sayang, aku tidak dapat memintanya. Ini bukanlah saat yang tepat Sayang. Mungkin suatu saat nanti.

Usiamu belum genap 2 tahun. Dan dia seekor anjing liar.


--
#15HariNgeblogFF
#6
111 kata

Others FF "Ada dia di matamu" are here

Monday, January 16, 2012

Jadilah milikku, Mau?

Gadis itu cantik, secantik lukisan Monalisa. Kulitnya lembut, selembut sutra. Suaranya merdu, semerdu kicauan burung di pagi hari.
Ia sempurna di mataku.

Setiap hari aku berangan-angan memilikinya sebagai kekasihku, dan hanya aku, tiada yang lain.
Ia hidup dalam anganku, dalam setiap angan yang aku ciptakan sendiri.
Aku bergerak, melangkahkan kakiku yang ringan ke arahnya. Tersenyum manis ia menyambutku, membuatku syahdu.
Ku kecup pipinya, sebagai tanda hai kita bertemu lagi. Duduk aku di sampingnya, menggenggam kedua tangannya, menatap ke kedalaman matanya, menemukan siapa yang ada disana.
Senyumanku seakan menular, ia pun tersenyum, manis.
"Jadilah milikku, Mau?" tanya ku, dan ia mengangguk.

Ah, hanya anganku.
Ia masih duduk dengan manis bersama kekasihnya disana.


--

#15HariNgeblogFF
111 kata


Daftar tulisan #5

Friday, January 13, 2012

DAG DIG DUG

Dag Dig Dug
Suara itu begitu membuatku takut. Membuatku was was, waspada akan bahaya dari kiri dan kanan.

Ku tatap satu per satu benda yang ada di ruangan itu.
TV 21 inch, bukan barang yang ringan, pasti susah membawanya.
Kulkas, tentu saja itu tidak mungkin.
Telepon rumah, tidak akan laku di pasaran.
VCD Player, DVD Player, Home theater, bukan barang yang kucari.

Aku hampir putus asa. Tapi tidak, ada sebuah ruangan terbuka di sebelah kanan. Senyum tipis mengembang di bibirku.
Lalu, diam diam aku merangkak dalam gelap, memasuki sebuah ruangan dengan tempat tidur yang nyaman. Ah, ingin sekali aku berbaring, tapi tidak. Aku harus bergerak cepat.

Sebuah handphone berwarna hitam berada di atasnya. Ku pungut. Aneh bentuknya, seperti tidak pernah aku lihat handphone seperti ini sebelumnya.
Sebuah suara di belakang mengagetkan aku. Aku meringkuk di bawah tempat tidur. Lalu, tidak sabar aku segera merangkak keluar.

"Maling-maling .."
Aku lari ketakutan.

-
13-1=12
#15HariNgeblogFF #2
150 kata

Daftar tulisan FF #2

Thursday, January 12, 2012

Halo, siapa namamu?

Wanita itu selalu cantik, setiap hari.
Aku pasti selalu berangkat kerja lebih subuh, untuk menatapnya berjalan dari pemberhentian bis sampai ke kantornya. Memerhatikan setiap lenggak-lenggok tubuhnya.

Ah, entah sejak kapan aku mulai menyukainya. Mungkin sejak aku berpapasan dengannya di halte, atau mungkin ketika kakinya menginjak kakiku dengan tidak disengaja. Atau kemungkinan lain kita sering berada di satu bis menuju kantor. Entahlah, aku tidak bisa mengira-ngira sekarang.

Kali ini dia memakai rok pendek tetapi bukan mini, dan atasan yang sedikit longgar. Rambutnya disisir rapi, dan ada sebuah ikatan di belakang. Cantik sekali.
Aduh, sejak kapan aku jadi begini, memerhatikan pakaian sebegitu detilnya. Aku hanya bisa memandangnya dari jauh, seperti biasanya.

Tapi, hari ini bukanlah hari kerja, dan ini bukanlah kantornya. Apa yang dia perbuat disini? Di tempat yang sama dengan ku? Di sebuah cafe? Pada hari libur? Aku tidak bisa mengira-ngira. Oh tidak, dia akan kencan. Di depan mataku. Menyedihkan sekali aku.

Ku tarik nafas dalam-dalam. Aku harus siap menghadapi apa pun yang terjadi. Aku pria jantan yang bisa menghadapi apa pun, kutekankan di dadaku.

Ku lihat dia menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari seseorang atau sesuatu. Entah, aku tak tahu pasti.
Akhirnya ia memberanikan diri bertanya kepada seorang waiter dan sang waiter menunjuk ke arahku. Tidak salah?! Helloooo!
Tidak mungkin!
Jantungku berdebar-debar rasanya. Dia melihat ke arahku, melihatku. Dan tersenyum. Aih, manisnya senyuman itu.
Dia berjalan dengan mantapnya ke arahku. Oh tidak! Aku ingin lari saja.
Tapi kakiku tidak dapat bergerak. Mataku malah menatap ke arahnya. Mengawai setiap gerak-geriknya.
Tidak, tidak, jangan buat aku memarahi diriku sendir karena bertindak tidak sopan pada seorang wanita cantik.
Ia sudah di depanku. Aku beneran ingin pingsan saja, tapi bibirku malah tersenyum. Sial!

"Halo, Nama kamu siapa?" Dia berbicara denganku, senangnya hatiku.
"Apa kamu Tom, atau Thomas?" Ya ampun, keajaiban apa ini. She knows my name. Dia tahu namaku. Betapa beruntungnya aku.

"Saya Re, atau Renata mungkin?" Ku ingat temanku pernah berkata ingin mengenalkan temannya padaku, ya dia menyebut nama Re di dalam kata-katanya.
"Oh ya, tentu saja." Akhirnya dengan gagah, aku mempersilahkan dia duduk, tepat di depanku. Hatiku bergembira. Ingin rasanya aku melompat-lompat kegirangan saat itu juga. Wanita yang sudah sejak lama kutaksir, akhirnya datang sendiri kepadaku.

"Temanmu yang memintaku datang. Tapi aku hanya bisa sebentar, suamiku akan datang menjemputku setengah jam lagi.." ujarnya kemudian.
"Apa?!?!?!"




--
12-01-2012
#15HariNgeblogFF #1
385 kata

Tulisan FF #1

Monday, January 2, 2012

terima kasih Sahabat

Betapa agung Engkau
Betapa dahsyat kekuatanMu
Betapa hebat Engkau
Betapa aku memujiMu

Tiada henti aku bersyukur
Tiada henti aku berkata-kata
Engkau adalah Penolongku
Engkau telah menolongku

Semuanya tak terduga
Semuanya di luar dugaan
Engkau benar-benar ada untukku
Engkau bener-benar mengganggap aku sahabat

Sungguh aku bersyukur
aku mengenalMu
aku menjadi sahabatMu
Engkau sahabatku

Terima kasih untuk ini dan itu
Terima kasih untuk segalanya
Terima kasih
Terima kasih, Sahabat



--

http://about.me/ririn

*•.★.·*†*•. .·*☆.·*†*•

Sunday, January 1, 2012

menangis sudah lelah

Aku sudah lelah menangis
Air mataku sudah hampir kering

Ia telah pergi menghilang
meninggalkanku sendiri

Kemana ia pergi?
Kenapa ia meninggalkanku?

Apa aku tak layak?
Apa aku tak pantas?


Aku sudah lelah menangis
Air mataku sudah hampir kering

--

http://about.me/ririn

*•.★.·*†*•. .·*☆.·*†*•