"Sah?"
"Sah!"
Air mataku mengalir perlahan, lembut berjatuhan. Akhirnya pernikahan itu terjadi. Pernikahan yang sangat tidak aku harapkan. Aku bergegas bangkit, sebelum ada yang menyadari air mataku, keberadaanku.Berjalan tanpa daya, tertatih-tatih aku melangkah.
"Re.." sebuah suara menyebut namaku dengan sangat manis, aku tak kuat.
Air mataku tak kunjung berhenti mengalir. Kurasakan seseorang berjalan mendekat, menghampiriku. Aku tidak siap melangkah lebih cepat. Ia berhasil menyentuh bahuku. Aku berhenti, membentuk jarak satu langkah antara diriku dengan dirinya.
"Ku kira kamu tidak datang."
Air mataku masih mengalir tanpa isak.
"Aku .. Aku tak ingin datang. Tapi aku tak kuasa untuk tak melihat wajahmu untuk terakhir kalinya.." kataku dengan isak tertahan.
"Maafkan aku, Re. Ini semua salahku. Karena aku kamu menderita. Aku tak tahu harus bagaimana untuk menebus kesalahanku."
"Jangan berkata seperti itu mas. Inilah kita, kita memang sudah dituliskan untuk tidak bersama, dalam keadaan apapun itu."
Seseorang memanggil namanya dari jauh.
"Pergilah Mas, semua orang menunggu mas."
Genggamannya lepas dari bahuku. Ku dengar ia melangkah. Aku mengira dia telah pergi meninggalkanku.
Aku tak tahan lagi, isakanku tak bisa kuredam. Aku terisak. Kugenggam kalung salib di leherku, meminta kekuatan turun atasku.
Tanpa kuduga, sebuah pelukan membungkus tubuhku yang kurus.
"Walau apa pun yang terjadi, aku tetap mencintaimu, Re. Sampai kapanpun," bisiknya di telingaku.
Lalu, pelukan itu mengendur, tangan itu terlepas dari tubuhku. Kini ia benar-benar pergi meninggalkanku.
#15HariNgeblogFF #15 #1
223 kata
Kisah ini tentang dua manusia yang tak bisa bersatu karena beda keyakinan. Semoga bisa tergambar dengan baik.
FF lainnya ada disini
No comments:
Post a Comment