Ririn's Page

Tuesday, December 20, 2016

Badanku dulu tak begini

Kurasakan lelah, keringat bercucuran. Ini karena cuaca yang panas atau ada hal lain yang membuatku ngosngosan begini? Aku mengelap keringat yang turun secara dramatis seperti air mata di film-film Korea atau sinetron Indonesia yang tidak ada habis-habisnya. Baru jalan sebentar sudah kelelahan begini, there is something wrong here. Memang rasanya beratku bertambah, tetapi tidak akan sebegitu terpengaruh sama gerak jalan, bukan? Ini akibat makan banyak di acara-acara nikahan yang hampir setiap hari. Akhir tahun memang waktu yang pas buat bikin acara nikah.

"Hey, Jengs," sapa tetangga yang sedang membersihkan tanamannya, Ibu Duni, kalau tidak salah begitu nama panggilannya.
Aku tersenyum membalas.
"Dari mana, Bu, keringetan begitu?"
"Dari pasar, Bu, biasa belanja." Kemudian aku berlalu. Tidak asyik menggosip dengan barang belanjaan yang berat berada di tangan.

Suamiku, Benn, masih dalam keadaan yang sama sebelum aku pergi ke pasar, duduk di ruang tivi membaca koran yang hitam putih. Sabtu pagi begini memang asyik membaca koran, santai dan tidak tergesa-gesa, tidak seperti hari kerja.
Tunggu, mengapa koran sudah tergeletak di atas meja? Ini aneh, bukankah dia tidak akan bergeming jika sudah membaca koran? Apa yang membuatnya berbeda?
Mataku memandang ke arah mana suamiku memandang. Tivi. Bukan hal yang tidak wajar, pikirku. Kemudian aku mendekatkan diri ke arah tivi. Kemudian aku mengerti, lelaki mana yang melepaskan pandangannya dari acara tivi yang menggiurkan? Acara tivi yang sedang disiarkan adalah olahraga ringan, senam sehat yang diikuti banyak ibu-ibu cantik dan langsing. Dia sadar aku mengikuti pandangannya, kemudian ia berdehem dan berusaha kembali ke halaman korannya. Aku kembali ke dapur.


######


"Pah, tolong dong," aku memberikan punggungku ke arah suamiku, Benn. Dia sedang memasang dasi. "Sebentar."
"Kok susah, Mah? Gendutan ya?" Jleb, kata-katanya menusuk. "Coba tahan nafas, sedikit." Ini dia mengerti perasaanku, tidak?
"Nah, akhirnya terkancing juga. Makanya, Mah, kurusin, dikit aja.." Akhirnya aku mengerti apa yang ia inginkan. Aku gendut? Apakah aku jelek ketika berisi sekarang ini? Aku manyun. Sepanjang acara pesta nikahan, aku tidak dapat memberikan senyum, pun kepada kedua mempelai. Aku benci Benn, bisa-bisanya dia membuatku bad mood begini hanya dengan satu kata. Hate him.


"Aku perhatiin hari ini kamu ga ceria. Ada apa?" Akhirnya, dia mengerti aku ingin diperlakukan dengan amat baik. Tentu aku tidak bisa membencinya, sekarang ini aja aku uda senyum ditanya beginian.
"Apakah aku jelek?" Kata-kataku yang benar-benar mengekspresikan apa yang kurasakan.
"Kenapa bertanya begitu?"
"Jawab. Dulu."
"Ya enggaklah. Kita uda lama nikah, masa kamu nanya begitu ke aku sekarang..?"
Kemudian bad moodku kembali, aku tidak ingin mengobrol dengannya lagi.
"Kok balik manyun, sih?" tanyanya yang tidak ku gubris.
Aku berjanji akan mengurangi berat badan, dan kubuktikan padanya aku bisa kembali kurus.


###### ######


Aku membaca majalah, cari-cari di internet bagaimana mengurangi berat badan. Banyak yang menyarankan ngegym, tapi aku tidak mau menghabiskan waktuku di tempat bergengsi seperti itu; belum lagi kalau ada pemandangan yang aneh di sana. Ogah. Ada yang menyarankan meminum pil/obat/tablet yang aku tidak mau sama sekali menyentuh begitu. Kimia, efek samping. No no no, aku tidak ingin mengambil resiko itu. Lalu, apa yang bisa ku lakukan?

Akhirnya mata ku tertuju pada satu halaman website yang menyarankan hal-hal sederhana yang bisa ku lakukan dengan siklus 7 (tujuh) hari. Contohnya: mengurangi makan karbohidrat (seperti mengurang nasi putih atau mengganti dengan nasi merah atau nasi hitam), makanan gorengan, dan diselingi olahraga ringan. Aku tersenyum puas, cara ini yang akan aku lakukan.

Esok harinya, aku bangun lebih pagi. Lari-lari kecil di halaman rumah dan melakukan gerakan seperti sit up (aku tidak sanggup melakukan sit-up). Makanan benar-benar aku jaga, menghindari karbo, minyak, dan gula. Perbanyak makan buah dan sayur. Malah, sarapan pagi hanya menikmati buah segar. Hari pertama itu memang sangat membuat lemas, seperti tidak punya tenaga untuk melakukan apa-apa. Tetapi jika niat memang besar, maka apapun bisa dilakukan. Hari kedua sudah lebih baik dari hari pertama, dan selanjutnya lebih mudah. Siklus 7 hari yang membahagiakan.

Dalam tujuh hari, berat badanku kurang sebanyak 2 (dua) kilogram. Sungguh menyenanngkan. Luar biasa. Dengan niat yang sungguh, apapun bisa dilakukan. Aku bahagia. Bahagia itu sesederhana melihat angka di timbangan berkurang.


###### ######


Aku melangkah dengan ringan. Langit sedang cerah, senyumku merekah.
"Hei, Jengs, pagi-pagi sudah senyum-senyum sendiri," sapa Ibu Duni.
"Selamat pagi, Bu Duni. Apa kabar, sehat?" sapaku yang dibalas dengan jawaban standar.
"Eh, diperhatikan, Ibu kurusan ya?" tanyanya yang membuat senyumku semakin lebar.
"Ah, yang bener, Bu?" aku pura-pura tak percaya.
"Apa rahasianya, Bu?"
"Cuman ngurangin karbo, kok, Bu.." jawabku sejujurnya.
"Hebat lho, Bu, makin disayang suami, dong ya?" tanyanya yang semakin tidak ingin ku jawab. Aku tertawa, kemudian segera berlalu.

"Tumben ngobrol lama sama tetangga," ternyata suamiku memerhatikan. Koran terletak di atas meja, tivi tidak menyala.
"Iya, dia muji aku.."
"Muji apaan?"
"Rahasia ibu-ibu," kataku sekenanya. Benn penasaran. Aku tidak peduli, pokoknya aku sedang bahagia.
Aku melangkah ke dapur. Benn mengikuti. Ketika aku hendak mengenakan apron (celemek), Benn membantu aku mengikatnya dari belakang.
"Mama kurusan ya?" Akhirnya ia menyadari. Yes, aku berhasil. Senyumku semakin sumringah.
Diberinya aku kecupan di pipi. Dan pagi itu, pertama kalinya dia membantu aku memasak. Sungguh luar biasa. Berkat siklus tujuh hari.





====== SEKIAN ======

Ditulis untuk Group Menulis ENZaSuRe
Dengan tema: Menjaga kesehatan
Deadline: 18 Desember 2016 (maafkan telat ya, kakak)

Tulisan dengan tema serupa dapat dibaca di:
- Ennitan
- Ka Nova
- Sumi
- Zanna


SELAMAT NATAL 2016
dan
TAHUN BARU 2017

2 comments:

  1. Aku jg hrs kurus kak, spy bisa jahit kebaya. *utk nikahan org lain dlu, nikahanku nyusul* 😊

    ReplyDelete